Senin, 31 Desember 2012

Aktivitas Luar Kelas Goa Cerme


Pada tanggal 8 Desember 2012 kegiatan aktivitas luar kelas di goa Cerme imogiri, Bantul adalah acara puncak dari materi kuliah aktivitas luar kelas prodi PJKR khususnya kelas C. Sebelum kegiatan ini di mulai, para mahasiswa dengan dosen berkumpul di Wisma olahraga UNY pada pukul 07.30 WIB, setelah semua berkumpul dan di presensi, kami semua berangkat menuju goa Cerme bersama-sama dengan motor dan saling berboncengan. Kami semua merasa sangat senang dengan perjalanan menuju goa Cerme yang lumayan mengasyikkan. Kurang lebih 1,5 jam kami melakukan perjalanan, akhirnya kami sampai di tujuan yaitu goa Cerme. Sesampainya di sana, kami istirahat sebentar dan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan susur goa Cerme seperti lampu senter dan sepatu atau sepatu sandal. Sementara itu, ketua panitia membeli tiket masuk goa sebesar Rp. 5.250/orang.

Sebelum memasuki goa, kami berkumpul dan presensi lagi, kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama. Setelah acara menyanyi selesai, kami mulai memasuki goa dengan didampingi 3 orang pemandu dari goa Cerme. Pada awalnya, banyak mahasiswa yang merasa takut pada saat memasuki pintu goa yang keadaannya sangat gelap, tapi perasaan itu berubah menjadi keceriaan yang dipenuhi canda tawa para mahasiswa PJKR kelas C setelah berjalan beberapa menit dan mengetahui keadaan di dalam goa yang sebenarnya. Di dalam goa kami berjalan ditemani cahaya lampu senter untuk bisa melihat keadaan di dalam goa yang sangat menakjubkan. Selain itu kami juga mendapat banyak informasi dari para pemandu tentang goa tersebut, salah satunya adalah adanya “air zam-zam” di dalam goa yang langsung bisa diminum. Di tengah perjalanan, kami sempat panik karena rombongan depan dan belakang terpisah sangat jauh, tapi untungnya ada pemandu yang mendampingi kami sehingga bisa sampai pintu keluar. Tidak terasa 2 jam kami habiskan untuk menyusuri goa Cerme yang mempunyai panjang 1.200 meter ini yang menghubungkan kabupaten Bantul dan Gunung kidul.

Setelah kami semua berhasil keluar dari dalam goa, kami kembali ke lokasi awal dengan melewati jalan pedesaan yang dikelilingi hutan dan persawahan. Sesampainya di sana, kami mandi dengan membayar Rp. 1.000/orang. Kemudian kami berkumpul untuk pembagian makan siang dan minuman dan makan bersama-sama. Setelah selesai, ketua panitia menutup acara dan presensi lagi untuk pengecekan para mahasiswa. Acara pun ditutup dan acara di bebaskan, ada yang pulang ke rumah dan ada juga yang melanjutkan perjalanan ke pantai Indrayanti untuk refreshing.


sama pak Fatkhurahman

istirahat..kumpul-kumpul

foto bareng dulu

sebelum masuk goa

di dalam goa Cerme

(Bagian 8) : Fabio Capello Jadi Saksi Lahirnya Bintang Baru Bernama Lionel Messi


Sinar kebintangan Lionel Messi muncul ketika Juventus bertandang untuk menghadiri Turnamen Gamper, 2005 silam.


Turnamen Gamper merupakan turnamen eksebisi tahunan yang digelar setiap Agustus untuk memperingati pendiri Barcelona, Joan Gamper, sekaligus memperkenalkan materi skuat, utamanya pemain baru, kepada para fans. Pada 2005, Juventus yang masih dilatih Fabio Capello menjadi tamu dan mereka berhasil menang adu penalti setelah bermain imbang 2-2.

Musim panas sebelumnya, presiden merangkap pemilik Internazionale, Massimo Moratti, bilang kepada media Italia, "Saya bersedia menghabiskan banyak uang untuk memboyong Messi. Dia satu-satunya pemain yang memberikan inspirasi kepada saya sejak lama."

Musim sebelumnya Messi memulai debut dengan tampil sembilan kali dan menjadi pencetak gol termuda Barcelona sepanjang sejarah, sebelum dilewati Bojan Krkic. Sudah menjuarai Piala Dunia di level yunior, dipuji Moratti dan Inter, Messi sudah menjadi aset berharga Barcelona ketika Juve bertandang. Untuk kali pertama saya merasakan sensasi Messi-mania.


Berapa jumlah Bola Emas? | Messi sudah memenangi Ballon d'Or tiga kali dan baru 24 tahun

Setiap fans sepakbola mengalami optimisme berlimpah setiap kali musim baru menjelang. Terkadang keyakinan berjaya ketimbang situasi yang sebenarnya. Namun, keyakinan milik Barcelona berhasil memupus dominasi Real Madrid yang sudah bertahan lama berkat pemain muda jenius ini. Pada saat ketika Frank Rijkaard, Ronaldinho, dan Samuel Eto'o mengembalikan kejayaan ke Camp Nou. Hampir 100 ribu pendukung Catalan bersorak ketika nama Pangeran Leo diumumkan. Mereka tak sabar menyaksikan penampilannya menghadapi Fabio Cannavaro, Patrick Vieira, Giorgio Chiellini, Mauro Camoranesi, Alessandro Del Piero, dan Zlatan Ibrahimovic.

Dibandingkan dengan pertandingan di bawah kepelatihan Pep Guardiola, statistik laga itu menakjubkan. Juventus menguasai 62 persen bola pada babak pertama, di Camp Nou, dan memimpin selama satu jam pertandingan. Namun, Messi terus berjuang membongkar pertahanan Juve, melewati sejumlah tekel, menarik lawan sebelum melepaskan umpan; dia tampil paling bersemangat dibanding pemain lain di lapangan, terlihat ketika meliuk-liuk melewati Cannavaro dan Gianluca Pessotto yang terkapar di lapangan.

Penonton menggila. "Messi-Messsssi-Meeeesssi" terdengar dari tribun. Kelihatannya sudah ada garis tegas yang membedakan Messi dari pemain jebolan tim cadangan dengan Messi dengan posisi baru sebagai seorang bintang.

Penonton menggila. "Messi-Messsssi-Meeeesssi" terdengar dari tribun. Kelihatannya sudah ada garis tegas yang membedakan Messi dari pemain jebolan tim cadangan dengan Messi dengan posisi baru sebagai seorang bintang.

Messi memberikan umpan atas terciptanya gol indah Andres Iniesta dengan umpan berjarak 25 meter yang membelah pertahanan lawan. Itu memberi tanda atas penampilannya yang menjanjikan. Rijkaard menarik keluar sang pahlawan pada menit ke-90 sehingga penonton menyambutnya dengan tepukan meriah. Tepukan sambil berdiri yang panjang untuk seorang pemain 18 tahun.

Sehabis laga, Juventus secara formal bertanya kepada Barcelona terkait banderol pemain itu, tapi langsung ditampik. Presiden Joan Laporta tahu hal ini merupakan pertanda baik.

Di belakang layar, Fabio Capello tak meragukan potensi Messi. "Sepanjang hidup saya belum pernah menyaksikan pemain dengan kualitas dan kepribadian seperti itu dengan usia yang muda, terutama dengan mengenakan seragam salah satu klub besar dunia," ujarnya.

"Dia bisa melakukan apa yang dia mau dengan bola. Kemenangannya di level yunior merupakan hasil yang mengesankan serta luar biasa. Dia melakukannya dengan menghadapi pemain kawakan, bukan anak-anak seusianya.

"Messi telah datang.

Minggu, 30 Desember 2012

(Bagian 7) : Tanpa Dirinya, Takkan Ada Lionel Messi, Xavi, Andres Iniesta, Atau Pep Guardiola




Barcelona harus berterima kasih kepada Johan Cruyff atas sukses mereka beberapa tahun terakhir.



Inilah bagian ketujuh dari ekstrak buku terbaru Graham Hunter, Barca: The Making of the Greatest Team in the World, yang menceritakan tentang bagaimana sukses Barcelona saat ini dibangun oleh seseorang bernama Johan Cruyff.
Tanpa dia, tidak akan ada Pep Guardiola, tidak ada Lionel Messi, tidak ada Xavi maupun Andres Iniesta. Mereka akan dinilai terlalu lambat, terlalu kecil – seperti para pemain sepakbola meja.


Si jenius dari Amsterdam menciptakan kondisi yang memungkinkan para pemain yang luar biasa ini diakui dan menjadi pusat dari nilai-nilai FC Barcelona. Tanpa Cruyff, cerita ini tidak akan pernah ada.

Bahkan era terbaru dan terbesar Barcelona memiliki DNA yang berjalan sesuai dengan caranya, yaitu cara berlatih dan bermain, bagaimana merekrut pemain dan staf, serta kenapa hiburan hanya berada sedikit di belakang kemenangan dalam daftar prioritas mereka.

Dua kali membuat kejutan di Camp No. Pertama, pada 1974, ketika Barcelona membuatnya menjadi pemain berharga US$1 juta pertama. Kedua, pada 1988, ketika dia kembali sebagai pelatih dengan keberhasilan yang belum pernah terjadi sebelumnya, seperti sering memenangkan liga pada detik-detik terakhir penutupan musim dan biasanya membuat malu Real Madrid, sang Goliath yang menjadi rival pasukan David milik Cruyff. Empat trofi kejuaraan UEFA, termasuk yang paling penting ketika menekuk Sampdoria, yang mempunyai pemain bintang sekaliber Luca Vialli dan Roberto Mancini, untuk memenangkan Piala Eropa (sekarang bernama Liga Champions) pada 1992, sekaligus yang pertama untuk Barcelona.



Dari pemain menjadi pelatih menjadi penasihat | Cruyff, legenda Barca dengan tiga peran
Tidak ada Cruyff, tidak ada tim impian. Tidak ada Cruyff, tidak akan ada pembinaan cantera (pemain muda) yang berlatih dan memainkan sepakbola menghibur. Tidak ada Cruyff, tidak ada Juan Laporta (presiden klub paling sukses). Tidak ada Cruyff, tidak ada Frank Rijkaard dan pertolongan pada klub yang mulai "mati lemas" akibat kebodohan sendiri. Tidak ada Cruyff, tidak ada Guardiola. Pemain yang beralih menjadi pelatih ini bahkan takkan mendapat kesempatan bermain di tim utama kalau bukan pertaruhan serta visi pelatih Belanda dan tangan kanannya, Charly Rexach.


FC Barcelona dipenuhi murid-murid Cruyff di setiap tataran pembinaan, pengembangan, dan administrasi. Guardiola, Andoni Zubizarreta, Guillermo Amor, Eusebio Sacristan, Juan Carlos Unzue, Oscar Garcia, Tito Vilanova, dan Rexach adalah beberapa contohnya. Selain itu, Sergi Barjuan pergi meninggalkan klub pada Juli 2011.

Jangan salah, dunia masih menyaksikan hasil benih yang ditanamnya pada 1988 silam. Ketika Cruyff kembali sebagai pelatih, pada dasarnya dia tidak setuju dengan cara Barcelona mengelola pembinaan pemain muda. Dia bersikeras bahwa tidak masuk akal kalau semua tim kategori umur dilatih sesuai sistem yang diterapkan pelatih masing-masing. Itu bukan metode FC Barcelona. Ketika itu, ada 13 level kelompok usia dengan setiap pelatih sehingga artinya mereka bisa bermain dengan 13 gaya yang berbeda-beda dan anak-anak harus kembali mengulanginya setiap tahun.

Cruyff mengatakan kepada petinggi klub: a) setiap tingkat pemain muda harus dilatih berdasarkan konsep yang sama dan dalam formasi yang sama yaitu 3-4-3; b) anak-anak berbakat harus didorong dari zona nyaman mereka dan bermain di kelompok umur satu atau bahkan dua tingkat di atas mereka; dan c) para "mutiara akademi", atau "perlas de la cantera", perlu dipromosikan ke tim utama.


Tidak ada Cruyff, tidak ada Dream Team. Tidak ada Cruyff, tidak ada cantera. Tidak ada Cruyff, tidak ada Joan Laporta. Tidak adaCruyff, tidak ada Frank Rijkaard. Tidak ada Cruyff, tidak ada Pep Guardiola

Mereka menerapkan sistem posisi bermain dengan satu, atau paling banyak dua, sentuhan peredaran bola, konsep sweeper-keeper, mempersempit ruang, semua prinsip yang berkembang di bawah kepelatihan Guardiola dan Rijkaard. Strategi ini, ditambah semua pemain yang bermain menyerang, kreatif, sepakbola cepat yang menekan dan umpan-uman akurat, adalah warisannya yang abadi.


Cruyff membentuk kembali struktur dan isi pembinaan pemain muda FC Barcelona dan beberapa alumni, yang meraih trofi Liga Champions di bawah Rijkaard dan Guardiola, sudah berada di dalam sistem cantera yang dirintis ulang oleh Cruyff ketika secara kontroversial dia dipecat di ruang ganti saat siap berlatih pada Sabtu, 18 Mei 1996.


Tanpa Cruyff, tidak akan ada Pep Guardiola, tidak ada Lionel Messi, tidak ada Xavi maupun Andres Iniesta. Mereka akan dinilai terlalu lambat, terlalu kecil – seperti para pemain sepakbola meja


Pada hari itu, Xavi Hernandez yang berumur 16 tahun adalah bagian dari sistem pembinaan pemain muda barca dan sudah lima tahun berlatih di La Masia. Andres Iniesta sedang dipantau. Victor Valdes sudah empat tahun di dalam sistem pembinaan Camp Nou dan seorang pemain 17 tahun bernama Carles Puyol baru saja dipantau dan menandatangani kontrak untuk bermain sebagai sayap.


Sistem Cruyff tidak hanya membuat pemain berlatih dengan baik ketika terpilih, tetapi juga mampu mengubah kriteria dalam pemantauan bakat Barcelona. Hasilnya, sekarang klub lebih konsisten dalam memilih pemain muda terbaik, atau tepatnya yang paling sesuai dengan filosofi mereka, yang suatu hari akan menjadi tulang punggung dari sebuah tim terhebat di dunia.

(Bagian 6) : Awal Mula Karier Pep Guardiola Sebelum Ambil Alih Kursi Pelatih Kepala Di Camp Nou

Ketika Pep Guardiola naik daun sebagai pelatih miskin pengalaman tetapi dengan ide-ide segar sehingga dipercaya menangani Barcelona.

Bagian keenam dari buku Graham Hunter, "Barca: The Making Of The Greatest Team In The World" menceritakan tentang munculnya pelatih muda bernama Pep Guardiola yang sudah unjuk gigi ketika ditugaskan menangani tim Barcelona B.

Ketika pemilihan presiden Barcelona berlangsung pada 2003, salah satu pesaing Joan Laporta, Luis Bassat, mempunyai intuisi terhadap Pep Guardiola.
Bassat sudah dapat mengindentifikasi Pep sebagai entrenador klub Catalan tersebut ketika dia masih bermain dengan AS Roma. Sang kandidat presiden FC Barcelona menginginkannya menjadi pelatih, padahal usianya baru menginjak angka ke-32.

Bassat mengenang, "Ketika hendak mencalonkan diri sebagai presiden pada 2003, saya pergi ke Roma untuk menjalin kesepakatan dengan Pep. Selain mencintai Barca, Pep pandai dan akan bekerja keras untuk klub. Kami berbicara selama enam jam dan ia meyakinkan saya bahwa dia belum panas menjadi seorang pelatih. Ditambah lagi dia tidak memiliki lisensi pelatih pada saat itu.

"Jadi, saya berubah pikiran dan memutuskan untuk menjadikannya sebagai direktur sepak bola masa depan saya. Dia akan menjadi brilian, sama halnya dengan menjadi pelatih brilian seperti sekarang ini.
"Namun pada saat pemilihan Bassat hanya menempati posisi kedua. Sementara, Guardiola memutuskan pensiun serta mempersiapkan masa depan. Akhirnya, dia mengantungi sertifikat kepelatihan dan segera ditunjuk menjadi pelatih Barcelona B.

Simbol Catalan | Pep Guardiola dikagumi di Barcelona

Memasuki Juni 2007, Laporta, Johan Cruyff, direktur sepak bola Txiki Begiristain , dan anggota direksi Evarist Murtra memutuskan mengangkat Guardiola untuk menggantikan posisi Frank Rijkaard yang mengalami periode buruk pada masa itu.

Meskipun belum berpengalaman, Pep memiliki aura pemimpin yang segar, ambisius, dan lapar akan kemenangan. Saat diperkenalkan sebagai pelatih Barca B, dia mengatakan, "Saya sudah tidak lagi menjadi pemain. Sebagai pelatih saya bukan siapa-siapa dan memulai karier dari nol. Hanya kemenangan yang akan membangun kredibilitas saya sebagai seorang pelatih, itu satu-satunya cara saya untuk tumbuh sebagai pelatih."

"Prioritas di sini adalah untuk terus memproduksi pemain kelas satu. Saya memiliki target untuk mempromosikan Barca B ke level kompetisi yang lebih baik, jika tidak melampaui target tersebut saya tidak akan melanjutkan karier kepelatihan saya di sini."

"Saya tidak punya tawaran lain dan untuk itu saya harus berterima kasih kepada Barca, karena jika mereka tidak datang mencari saya, saya akan duduk santai di rumah. Hal pertama yang saya ingin lakukan adalah mengirimkan kebanggaan dan kehormatan supaya saya merasa dilibatkan dengan klub ini lagi. Saya tidak melihat ini sebagai pekerjaan di divisi tiga, tetapi bekerja untuk Barca B. Para pemain seharusnya tidak berpikir mereka bermain di divisi tiga, tetapi harus termotivasi menembus tim utama Barca."

Saat diperkenalkan sebagai pelatih Barcelona B, Guardiola mengatakan: Hanya kemenangan yang akan membangun kredibilitas saya sebagai seorang pelatih, itu satu-satunya cara saya untuk tumbuh sebagai pelatih

Laporta tak ketinggalan memuji, "Kita bisa merasakan, Pep mungkin bersedia melatih Barca B tanpa menerima gaji."

Ada momen menarik terjadi pada pertandingan kandang pertama Barca B di Mini Estadi, yang berjarak 100 meter dari Camp Nou dengan kapasitas 15.000 kursi. Pemain terlihat antusias mencoba menjalankan instruksi Guardiola di pinggir lapangan dengan suara yang terdengar agak lantang, "Aku tidak ingin kalian semua berusaha menggiring bola seperti Leo Messi - oper, oper, dan oper lagi. Mengoper dengan tepat, bergerak dengan baik, oper lagi, oper, oper, dan oper."
"Saya ingin setiap gerakan harus cerdas, setiap umpan juga akurat. Itulah yang membuat perbedaan dengan tim yang lain, selain itu saya tidak ingin lihat."

Kebanyakan permainan Barcelona sekarang sebenarnya dapat kita nikmati dengan tiket yang lebih murah saat Pep masih melatih Barca B. Full-back menjadi bek sayap, pemain berlari memotong ke dalam sehingga tim memiliki lima penyerang ketika bek sayap melakukan over-lapping. Sergio Busquets mengemban peran sebagai pemain poros dan kerap membantu lini belakang ketika formasi awal 4-3-3 berubah menjadi 3-4-3. Penyerang tengah dan dua pemain dalam (gelandang kanan dan kiri) akan menekan jika lawan mencoba membangun serangan dari lini belakang.

Oper, oper, dan oper lagi. Mengoper dengan tepat, bergerak dengan baik, oper lagi, oper, oper, dan oper

Barca B tak terkalahkan dalam 21 pertandingan di kandang dan menjuarai divisi tiga. Metode lain yang digunakan Pep adalah video motivasi, yang belakangan terkenal dilakukannya menjelang final Liga Champions 2009 di Roma. Lima belas menit sebelum pertandingan play-off melawan Barbastro dimulai, Guardiola menunjukkan video seorang ayah 60 tahun dan putranya yang menderita cerebral palsy atau kelumpuhan otak. Mereka bersama-sama mengikuti sebuah kontes Ironman. Dalam film tersebut, sang ayah harus menggendong anaknya. Beberapa pemain mengakui mereka bermain dengan penuh semangat sambil meneteskan air mata setelah menyaksikan video itu. Sepuluh ribu fans di Estadi Mini kemudian menyaksikan gol Victor Vazquez berhasil mengembalikan Barcelona promosi ke divisi Segunda B.

Pada saat itu lah, Guardiola mulai digadang-gadang untuk menggantikan Rijkaard pada musim berikutnya. Keberhasilan itu merupakan sinyal yang sangat jelas untuk melaju kencang di awal karier kepelatihannya.

(Bagian 5) : Ketika Barcelona Menggenapi Enam Gelar Dengan Menjuarai Piala Dunia Antarklub


Pep Guardiola bercucuran air mata penuh haru ketika Barcelona sukses merebut gelar juara Piala Dunia Antarklub untuk kali pertama.


guradiola (world cup clubs 2009)

Bagian kelima dari buku Graham Hunter, "Barca: The Making Of The Greatest Team In The World" menceritakan tentang keberhasilan Barcelona merebut enam dari enam gelar yang tersedia sepanjang 2009. Hunter memaparkan apa yang disaksikannya di atas lapangan ketika Barcelona menjuarai Piala Dunia Antarklub secara dramatis dengan mengalahkan Estudiantes de La Plata.

Tanpa terduga Pep Guardiola bercucuran air mata di Abu Dhabi pada 2009 setelah Barcelona mengalahkan Estudiantes de La Plata untuk menjadi juara Piala Dunia Antarklub. Momen ini menceritakan semuanya, mulai dari kemampuan diplomasi, kendali diri, dan persiapan yang berbaur dengan emosi di depan sorotan kamera televisi. Para asisten pelatih mencoba menenangkannya, tapi emosi Guardiola kian tak terbendung. Thierry Henry datang, tangannya melingkari bahu sang pelatih. Setelahnya, ada kejadian yang saya anggap janggal meski tidak ada bukti pasti.

Pemain lain yang datang merangkul Guardiola adalah Zlatan Ibrahimovic. Pemain Swedia itu mengatakan sesuatu, sepertinya lelucon, dan Guardiola sontak melepaskan rangkulannya serta hampir kehilangan keharuan yang dirasakannya dengan tatapan terganggu. Apa yang dikatakan Zlatan? Apakah kejadian ini berdampak pada hubungan mereka yang kita ketahui memburuk hingga saat ini? Pada titik ini, saya berspekulasi.



Puncak kegembiraan | Pasukan Pep Guardiola menyapu bersih semua gelar pada 2009
Diterpa sejumlah kekecewaan, akibat perseteruan di luar lapangan dan transfer gagal, beberapa pengamat menganggap musim kedua Guardiola tidak berhasil. Saya tidak berpandangan demikian.

Musim 2009/10 menghasilkan empat trofi, masing-masing diraih dengan pertarungan brutal. Dikalahkan Sevilla di laga pertama Piala Super, Barca membutuhkan sentuhan magis Lionel Messi untuk balik memenangkan laga kedua dengan agregat 5-3. Piala Super Eropa dimainkan di lapangan buruk Monte Carlo di Monaco. Shakhtar Donetsk bertarung mati-matian, Messi hampir menyundul Dario Srna dan Pedro Rodriguez mencetak gol penentu saat perpanjangan waktu.

Datang lah gelar ketiga, dan yang paling vital. Real Madrid tiga kali menjadi juara Piala Dunia Antarklub sementara Barcelona membuang dua kesempatan menjuarainya, sekali ketika Guardiola masih menjadi anggota The Dream Team pada 1992. Gelar ini sangat penting.

Piala Dunia Antarklub menjadi pertandingan ketika Barca lagi-lagi hampir kalah. Sebelum pertandingan, Guardiola mencoba meredakan tegangan. "Pertandingan paling penting dalam hidup kami? Tidak, karena kami masih punya istri, anak-anak, atau anggota keluarga lain di rumah. Tapi masa depan masih suram, karena tidak ada cara lebih baik daripada apa yang telah kita capai sejauh ini."
Madrid tiga kali menjadi juara Piala Dunia Antarklub sementara Barcelona membuang dua kesempatan menjuarainya, sekali ketika Guardiola masih menjadi anggota The Dream Team pada 1992. Gelar ini sangat penting.






Jika komentar itu bernada aneh, pidato Guardiola sebelum pertandingan lebih selaras, "Kalau kalian kalah, kalian masih menjadi tim terbaik dunia. Tapi kalau kalian menang, kalian akan menjadi legenda."

Estudiantes yang dikomandoi Juan Sebastian Veron bertarung keras, tapi mereka juga "memarkir bis" begitu sudah unggul 1-0. Lapangan tidak begitu baik, tim asal Argentina itu terus menekan, menekel, memburu seakan-akan mereka akan masuk penjara jika pulang ke La Plata tanpa trofi. Dengan dua menit tersisa, impian Guardiola memenangi seluruh gelar dalam kondisi gawat darurat, kalau tidak dibilang mati.

Namun, dia memasukkan Pedro dan Jeffren Suarez untuk melebarkan lapangan secara horizontal dan vertikal berkat kecepatan serta kemampuan para pemain itu bermain di sayap. Empat bek diperbolehkan maju membantu serangan. Strategi ini berhasil.

Pedro, salah satu pemain paling mungil di lapangan, menyamakan kedudukan melalui sundulan saat detik-detik pertandingan mendekati akhir. Kemudian, siapa lagi kalau bukan dia, Messi mencetak gol kemenangan.
Dengan dua menit tersisa, impian Guardiola memenangi seluruh gelar dalam kondisi gawat darurat, kalau tidak dibilang mati.


Saya menantang Anda untuk tidak larut dalam kegembiraan tim ini, yang dipimpin seorang ikon Camp Nou mampu menjuarai gelar Piala Dunia Antarklub pertama mereka dalam sejarah melalui pemain terbaik dalam sejarah sepakbola modern. Messi sadar baik kepala maupun kakinya tidak mampu meraih umpan silang sehingga dia menyorongkan dadanya, seperti seorang sprinter menyongsong garis finis, dan menjebol gawang lawan dengan lambang Barcelona di dadanya.

Di tengah air mata hasil tekanan dan kegembiraan, Guardiola mengatakan sesuatu. "Para pemain saya seperti para pemain amatir kuno yang terbaik," ujarnya. "Mereka sudah memiliki segalanya, tapi mereka terus berjuang karena mereka mencintai sepakbola dan karena mereka memiliki dorongan sederhana untuk menang dan menang terus."

"Tanpa mereka, saya bukan apa-apa." Tandas Guardiola.

(Bagian 4) : Kebangkitan Real Madrid, Dari Lawan Empuk Menjadi Rival El Clasico Berkat Datangnya Jose Mourinho

 
Jose Mourinho - Real Madrid

Bagian berikutnya dari cuplikan buku ini menceritakan tentang persaingan Barcelona dengan rival abadi mereka, Real Madrid.


Betapa pun menjengkelkannya Madrid mengintip kejayaan Barcelona melalui Pep Guardiola, satu juta kali lebih menyakitkan bagi Madridistas ketika menyaksikan strategi klub malah memecah tim menjadi dua kubu "Zidanes" dan "Pavones". Periode inilah yang kemudian dikenal sebagai "Los Galacticos".

Madrid memulai era milenium sebagai "Daddy of La Liga". Kekuatan Barcelona relatif setara secara institusi maupun di atas lapangan. Florentino Perez memboyong Luis Figo dari Camp Nou, salah satu "pengkhianatan" terbesar dalam sejarah sepakbola. Dalam segera kebijakan itu menciptakan periode baru, "Zidanes dan Pavones".


Madrid akan membeli siapapun pemain yang dianggap terbaik dan paling menjual. Setelah Figo, Zidane. Kebijakan ini dilengkapi dengan memunculkan pemain-pemain dari akademi sendiri. Para pemain yang dikembangkan Madrid, yang mencintai dan memahami klub, seperti Raul Gonzalez, Guti Hernandez, dan Iker Casillas. Kemudian, para pemain muda seperti Francisco "Paco" Pavon dan dari situ lah muncul sebutan "Zidanes dan Pavones" untuk menjelaskan visi Perez. Begitu berkuasa, mengincar target terbaik di bursa transfer serta dilengkapi pemain binaan sendiri. Apakah ini terdengar identik dengan klub lain di Spanyol yang baru-baru ini merebut tiga gelar Liga Champions dalam rentang lima tahun?





Situasi kini berubah | Zidane dan Luis Enrique dalam El Clasico
Mengenang lagi transfer Figo 11 tahun lalu, proyek itu kemudian menjadi sebuah kegagalan. Pemain terakhir yang dikembangkan sistem pembinaan Madrid dan menjadi langganan tim adalah Iker Casillas. Debut penuhnya di tim dimulai September 1999. Sejak itu pula, setiap "canterano" Madrid berbondong-bondong mencari kesuksesan di tempat lain. Pemain seperti Alvaro Arbeloa dibeli kembali dari Liverpool (sama halnya ketika Barcelona memulangkan Gerard Pique dan Cesc Fabregas), Jose Maria Callejon didatangkan dari Espanyol tiga tahun setelah dilepas.


Sementara, di Barca, dan juga timnas Spanyol, berkembang para canteranos seperti Carles Puyol, Andres Iniesta, Lionel Messi, Fabregas, Pique, Pedro, Bojan, Fernando Navarro, Sergio Busquets, Pepe Reina, Victor Valdes, Mikel Arteta, Thiago, Isaac Cuenca, dan lain-lan. Mereka yang dijual, biasanya, karena ada pemain yang lebih baik, bukan digusur karena ada rekrutan mahal.



Pada periode yang sama, Madrid pun berkembang, tapi tidak memanfaatkannya. Pemain berbakat seperti Juan Mata, Alvaro Negredo, Borja Valero, Diego Lopez, Dani Parejo, Javi Portillo, Roberto Soldado, Javi Garcia and Jose Manuel Jurado bermunculan. Tapi terjadi pengkhianatan janji Florentino Perez  saat kampanye pemilihan presiden, yakni untuk memadukan canterano terbaik dengan pemain terbaik dunia.


Pemain terakhir yang dikembangkan sistem pembinaan Madrid dan menjadi langganan tim adalah Iker Casillas. Debutnya dimulai September 1999. Sejak itu pula, setiap "canterano" Madrid berbondong-bondong mencari kesuksesan di tempat lain

Puncak kegagalan Madrid terjadi ketika menjadi tuan rumah final Liga Champions 2010, yang dimenangkan oleh pelatih mereka saat ini, Jose Mourinho, dan Inter Milan. Dibayangi dengan kemungkinan dipermalukan Barcelona menjadi juara di Santiago Bernabeu, otak sukses turnamen itu dipegang oleh para pemain buangan Madrid.


Wesley Sneijder mencetak satu gol dan menyumbangkan satu assist untuk Inter ketika menyingkirkan Barcelona di semi-final laga pertama. Pemain Belanda itu menjadi salah satu kunci Madrid saat menjuarai liga 2008, tetapi dijual, dengan harga lebih rendah saat dibeli, ke Inter. Dia langsung menjadi kekuatan dominan di Eropa. Inter melangkahi Barca dengan empat pemain yang pernah dilepas Florentino Perez, yaitu Samuel Eto'o, Walter Samuel, Sneijder, dan Esteban Cambiasso.



Arjen Robben mempersembahkan gol menentukan ke gawang Fiorentina dan Manchester United serta membobol gawang Olympique Lyon (yang menyingkirkan Madrid) untuk mengantarkan Bayern Munich melewati semi-final lainnya. Robben digusur Madrid sebelum berkesempatan menjadi kombinasi sayap maut dengan Cristiano Ronaldo di bawah kepelatihan Manuel Pellegrini.


Not enough credit is being given to the Special One. The 'Zidanes' of this era are as powerful as the original 'Galacticos'; youth team players are regulary being introduced and, sweetest of all for Madridistas, there is now only a wafer-thin gap between Barca and Madrid
Makin dalam menggali, makin buruk kelihatannya. Sejak ditolak Madrid, Eto'o telah menyabet 15 trofi, Cambiasso 15, Samuel 14, Sneijder enam. Robben merebut tiga gelar juara dalam dua musim setelah meninggalkan Madrid. Bersama Sneijder, Robben memegang peran utama di timnas Belanda dalam menembus final Piala Dunia 2010.


Madrid mencapai tahap mereka tidak lagi mampu mencetak "Pavones" maupun mempertahankan "Zidanes" ketika berhasil merekrutnya. Namun, di luar kontroversi tujuh laga duel El Clasico yang terjadi antara Guardiola dan Mourinho, yang menciptakan 21 gol, 52 kartu kuning, dan sembilan kartu merah, tidak banyak pujian disematkan kepada Mourinho yang berhasil mengakhiri tren buruk Madrid. "Zidanes" pada era ini menjadi sekuat seperti era "Galactico", pemain-pemain muda dimunculkan, dan yang paling manis dari segalanya bagi Madridistas adalah, kini hanya sedikit perbedaan kekuatan antara Barcelona dan Madrid.

Buku Barcelona (Bagian 3) : Kejayaan Barcelona Dimulai Dari Sukses Spanyol Di Euro 2008


Bagian berikutnya dari cuplikan buku ini menceritakan tentang kejayaan timnas Spanyol di Euro 2008 yang persis terjadi sebelum Barcelona memasuki periode tersukses sepanjang sejarah klub.

Saya akan menceritakan apa yang terjadi jika Anda sempat duduk bersama Carles Puyol, Xavi Hernandez, dan Andres Iniesta kira-kira pada pertengahan Mei 2008 dan mengatakan kalau mereka tidak hanya akan memberikan Spanyol sebuah penampilan yang penuh kejayaan dalam Euro, tetapi juga periode terbaik dalam sejarah FC Barcelona.


Iniesta tipe pria rendah hati. Salah satu ekspresi yang paling sering dilakukannya saat wawancara adalah mengulangi kata-kata, "Qué sé yo?" ("Apa yang saya tahu?"). Pada hari itu dia mungkin akan mengubahnya menjadi, "'Qué sabe usted" ("Apakah Anda bercanda?"). Puyol akan memotong pendek obrolan sambil menyibakkan rambut dan mendengus. Xavi, yang baik hati, akan menunggu sampai Anda mendapatkan bantuan psikologis.

Musim mengerikan Barcelona terjadi di Santiago Bernabeu hanya empat pekan sebelum Euro 2008 dimulai. Real Madrid menghantam Barca 4-1, pasukan Frank Rijkaard dipermalukan dengan keharusan memberikan tepuk tangan kehormatan kepada juara liga. Iniesta cedera, Xavi dikartumerah, dan Puyol, sampai saat ini, mengenangnya sebagai malam terburuknya sepanjang karier.

Kemudian di bawah pengaruh hebat Luis Aragones, ketiganya mengantarkan Spanyol menuju kejayaan. Proses yang terus saya ikuti selama beberapa pekan di bawah kabut dan hujan Neustift, dekat Innsbruck.




Bintang Euro | Spanyol merayakan kejayaan mereka di 2008
Ada beberapa pendapat yang mengatakan Xavi akan meneruskan masalah lama bagi klub dan timnas, yaitu berbakat tetapi rapuh. Tetapi dia justru menjadi solusi tim dan dia membuktikannya saat Euro 2008.


Itu untuk kali pertama para pemain mungil mulai mendominasi di bawah kepelatihan Aragones. Iniesta, David Silva, Cesc Fabregas, Santi Cazorla, Xavi, dan David Villa mengangkat Spanyol ke tingkat penampilan dan kehandalan terbaru. Tidak satu pun dari mereka yang lebih tinggi daripada 175 cm, malah beberapa lebih pendek.

Di grup Spanyol tergabung Rusia, yang dilatih Guus Hiddink. Andrey Arshavin, dilarang bermain untuk dua laga pertama, tampil lagi pada laga penentu grup menghadapi Swedia. Dia menghancurkan mereka, membantu terciptanya gol pertama, menghantam tiang, dan mencetak gol kedua. Bintang pertandingan. Di perempat-final dia bahkan tampil lebih baik dengan mengoyak-ngoyak Belanda.

Sebelum semi-final Spanyol versus Rusia, saya memfilmkan wawancara dengan Xavi, dia bersemangat. "Pemain kecil lain yang menguasai dunia! Tahukah Anda, saya bahkan belum pernah mendengar Arshavin sebelum turnamen ini dan dia tampil luar biasa? Dia hanya salah satu contoh bagaimana sepakbola diperuntukkan pria-pria cerdas, bukan pemain besar yang berlari sepanjang hari." Kemudian Xavi merusak hari Arshavin (bukan untuk kali terakhir) dengan sebuah gol dan penampilan selayaknya seorang bintang ketika Spanyol menang meyakinkan di semi-final 3-0.


Iniesta, David Silva, Cesc, Santi Cazorla, Xavi, dan David Villa mengangkat Spanyol ke tingkat penampilan dan kehandalan terbaru. Tidak satu pun dari mereka yang lebih tinggi daripada 175 cm, malah beberapa lebih pendek.

Tiga pemain Barcelona itu menjadi tim terbaik turnamen pilihan UEFA. Xavi memberikan assist untuk terciptanya gol di final dan mereka pulang sebagai para pahlawan sekaligus penakluk.


Namun, saat kembali dari liburan, pramusim Barcelona sudah dimulai. Dengan giat. Tidak ada lagi zona kenyamanan, tidak ada waktu bersantai. Dan pelatih baru.

Xavi memaparkan dampat yang langsung diberikan Pep Guardiola sejak kali pertama. "Ketika kami mulai berlatih, skuat bekerja keras," ujarnya. "Para pelatih, staf pelatih fisik, Pep, mereka mengamati kami seperti sekawanan elang; meminta kami terus mengulang-ulang, meningkatkan intensitas latihan. Puyol, Andres, dan saya menatap satu sama lain. 'Wah! Apa yang terjadi di sini? Mereka tidak main-main'. Lebih penting lagi, saya berkata pada diri sendiri, 'Inilah salah satu momen ketika Anda harus serius berlatih atau latihan itu yang meninggalkan Anda'."

Empat tahun dan 13 trofi kemudian, keputusan untuk tidak tertinggal merupakan pilihan yang lebih baik.

Selasa, 25 Desember 2012

Cara Pencegahan Penyakit



Di era sekarang ini, jumlah penyakit semakin bertambah dengan berbagai macam pencetus yang semakin beragam pula. Bila pada jaman nenek moyang kita dahulu jumlah penyakit masih sangat sedikit dan cukup diobati dengan aneka ramuan tradisional, maka hal tersebut sudah sangat berbeda saat ini. Tingkat pencemaran dan polusi yang tinggi serta meningkatnya penggunaan bahan kimia dalam aneka produk konsumsi mejadi faktor utama penyebab semakin beragamnya jenis penyakit. Tentu kita tidak bisa membuat / memproduksi segala hal yang kita perlukan karena akan berdampak pada ekonomi biaya tinggi. Oleh karena itu, yang bisa kita lakukan adalah dengan cara mencegah, menghindari, serta meminimalkan paparan polusi serta mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak bahan kimia.

Bagi kita yang tinggal di pedesaan, kita layak bersyukur karena masih tinggal di lingkungan yang asri. Lain halnya bila kita tinggal di kota besar yang dikelilingi dengan pabrik - pabrik besar yangs setiap saat mengeluarkan polutan berbahaya, tentu harus lebih berhati - hati. Tidak mengherankan bila beberapa LSM pecinta lingkungan menuntut pemerintah untuk menyediakan ruang hijau sebagai paru-paru kota. Apalagi kota seperti Jakarta yang sudah sangat padat jumlah penduduknya serta dipenuhi dengan aneka industri dari mulai industri kelas rumahan sampai kelas dunia tentu dibutuhkan langkah penanganan yang tepat untuk menenkan jumlah polusi serta mengurangi jumlah penduduk yang terkena beraneka ragam penyakit.

Berikut ini adalah beberapa langkah cara pencegahan penyakit:
1.      Selalu menjaga kebersihan diri. Ini adalah langkah awal yang harus dilakukan dalam pencegahan penyakit. Menjaga kebersihan diri bisa dilakukan dengan cara mandi minimal 2x sehari dengan menggunakan sabun dan air bersih. Mencuci rambut minimal 2 hari sekali juga merupakan langkah yang tepat dalam menjaga kebersihan diri. Selain itu, menjaga kuku tangan selalu pendek juga merupakan langkah yang tepat karena bisa menghindari kuman bersarang di dalma kuku yang panjang dan tidak terawat 
2.      Menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan tempat tinggal kita merupakan area yang sangat rawan dalam penularan berbagai macam penyakit. Bila kita tinggal di lingkungan yang kotor serta sistem sanitasi yang buruk, sudah bisa dipastikan bahwa kita menjadi rentan tertular berbagai macam penyakit. Langkah konkrit dalam menjaga kebersihan lingkungan adalah dengan cara membuang sampah pada tempatnya, tidak buang air besar dan kecil di sembarang tempat, menjaga kualitas air yang digunakan untuk mandi, memasak, dan mencuci.
3.      Selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi. Makanan yang bergizi tidak harus selalu makanan yang mahal. Yang penting makanan tersebut mengandung gizi serta vitamin yang baik bagi tubuh kita. Penyakit akan gampang sekali menular pada tubuh yang kurang fit dan memiliki imunitas yang rendah. Oleh karena itu, dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, tubuh kita menjadi sehat dan kuat sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit.
4.      Imunisasi. Walaupun pendapat masyarakat Indonesia mengenai imunisasi sampai saat ini masih terbelah menjadi 2, antara yang pro dan kontra dengan imunisasi, namun dari sudut pandang ilmu kedokteran, imunisasi merupakan langkah yang tepat dalam pencegahan penyakit terutama penyakit - penyakit yang berbahaya dan sifatnya fatal bagi kesehatan manusia.
5.      Menghindari lingkungan yang menjadi endemi suatu penyakit. Sebisa mungkin kita menghindari untuk tinggal di wilayah yang menjadi endemi bagi penyakit, terlebih bila penyakit tersebut telah ditetapkan sebagai wilayah dengan KLB (kasus luar biasa) suatu penyakit. Namun bila hal ini tidak memungkinkan, maka langkah tepat yang harus kita lakukan adalah dengan menjaga kesehatan dan kebersihan secara ekstra ketat. Dalam beberapa kasus tertentu, seperti KLB penyakit kaki gajah, maka pemerintah akan turun tangan dengan cara memberikan obat-obatan kepada masyarakat untuk dikonsumsi
6.      Memeriksakan kesehatan secara rutin. Ini sangat penting untuk dilakukan sebagai langkah pencegahan penyakit. Semakin dini suatu penyakit bisa diketahui, maka akan semakin mudah proses penyembuhannya.