Rabu, 24 Oktober 2012

Buku Barcelona Terbaru (Bagian 1) : "Demi Lionel Messi, Deco & Ronaldinho Harus Disingkirkan"

Liga BBVA: Málaga-Barcelona: Lionel Messi
Ketika Lionel Messi meringis kesakitan pada pertandingan Liga Champions melawan Glasgow Celtic 4 Maret 2008, itu menandai akhir musim Barcelona. Itu juga memulai pertemuan rahasia pemegang kebijakan Camp Nou yang merumuskan strategi radikal untuk melindungi anak emas mereka yang baru berusia 18 tahun dan memberinya jalan untuk memimpin era baru Barcelona.






BARCA: THE MAKING OF THE GREATEST TEAM IN THE WORLD
Graham Hunter, Terbit Januari 2012 oleh Backpage Press

Setelah Lionel Messi terjatuh sambil memegang hamstring kirinya pada menit ke-38 pertandingan melawan Celtic 4 Maret 2008 di Camp Nou, Ronaldinho dan Deco menjadi pemain pertama yang datang dan menghibur rekan muda mereka yang rentan cedera. Messi terpincang-pincang di lapangan, momen yang menandakan habisnya musim tim secara keseluruhan.

Kabinet perang dibentuk menyusul kejadian tersebut. Terdiri dari direktur sepakbola Txiki Begiristain dan dua wakil presiden, Ferran Soriano dan Marc Ingla.

Ingla membeberkan kisah itu, "Kami kecewa dengan kerentanan Messi dan cedera ototnya yang terus berulang. Setelah pertandingan Celtic, kami menyusun rencana menyeluruh untuk penampilan masa depannya, seperti mengatur jumlah makanan, jenis makanan yang harus dikonsumsi, berapa jam tidur yang harus dia dapatkan, jenis peregangan apa yang harus dilakukannya setiap hari. Rencana ini begitu lengkap untuk menjaganya tetap bugar dan meminimalisir cedera. Kami bekerja keras untuk rencana itu dan menginvestasikan banyak uang untuk membantunya."


Duo Brasil | Kegembiraan Deco dan Ronaldinho rupanya tak berlangsung lama
Juanjo Brau adalah pelatih kebugaran dan pemulihan yang pernah bekerjasama dengan Messi, tapi tidak secara eksklusif, sejak sebelum Piala Dunia 2006. Ditentukan pula Brau akan membimbing Messi, membantunya menghindari cedera daripada sekadar menyembuhkannya.

Diet Messi dimulai dengan jenis makanan yang awalnya tidak diketahui, ternyata ikan dan sayur-sayuran, dan perubahan ini mampu membuatnya menjaga tubuhnya tetap kuat, tidak mudah cedera, dan lebih cepat pulih. Namun, masih banyak rencana lain daripada hal itu.

Ronaldinho dan Deco akan disingkirkan dari tim, sebagian karena memberi jalan untuk pelatih baru, seperti yang ditentukan dalam kabinet perang, tetapi juga untuk menyelamatkan Messi dari pengaruh mereka yang merusak.

Ronaldinho dan Deco akan disingkirkan dari tim, sebagian karena memberi jalan untuk pelatih baru, seperti yang ditentukan dalam kabinet perang, tetapi juga untuk menyelamatkan Messi dari pengaruh mereka yang merusak.


Ronaldinho dan Deco hidup berfoya-foya di luar lapangan, tak ubahnya seperti atlet berbakat muda dan kaya lain sebelum mereka, penuh dengan aura magis yang membuat mereka menjadi bintang sehingga boleh melanggar peraturan dan tetap bisa tampil baik. Mereka salah.

Kontribusi Deco jauh berkurang. Dia mulai menderita cedera dan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Ronaldinho jatuh dari tingkat paling tinggi. Perbedaan paling mencolok adalah bertambahnya bobot tubuh, seperti yang dialami pula oleh ibunya, serta saudara-saudaranya. Dari seorang pemain terbaik dunia, dia berubah menjadi seorang yang lembek.

Direksi Barca memandang Messi harus menjadi seorang manusia super supaya tidak dipengaruhi pemain yang diidolakannya, pemain yang menganggap dirinya seperti anggota keluarga sendiri. Messi sekarang menjadi pemain yang kekar, tumbuh dengan tinggi tubuh maksimal, berkembang kian kuat serta menentukan dengan bola di kakinya, tapi masih menjalani menu khas Argentina dengan daging merah dan karbohidrat. Kalau dia tersentuh gaya hidup malam, Barca akan kehilangan tiga pemain bagus, tidak hanya dua. Jadi, dua pemain Brasil itu harus pergi.


Kalau Messi tersentuh gaya hidup malam, Barca akan kehilangan tiga pemain bagus, tidak hanya dua. Jadi, dua pemain Brasil itu harus pergi.  


Ingla bilang, "Ronaldinho dan Deco sudah bertindak di luar kendali. Mereka pernah menjadi pemain terbaik selama dua tahun dan kami kehilangannya." Masih ada dukungan untuk Ronaldinho, Soriano menjulukinya perekrutan "bintang rock", yang mengubah cara bermain Barcelona dan memberikan mereka tempat di dunia sepakbola. Dia mengembalikan magis ke Camp Nou.

Soriano mengatakan, "Jelas sudah Ronaldinho tidak akan seterusnya menjadi bintang, meski kami sempat mengira pada 2005 kalau kami mampu meraih prestasi dan kami sudah berdiskusi dengan abangnya untuk memperpanjang kontrak hingga 2014. Pada 2007 kami sadar dia bukan lah ikon klub. Kami sudah memutuskan, ikon klub adalah Messi."

Ingla mengulangi apa yang dikatakannya di depan semua hadirin pada pertemuan penting, "Untuk melepaskan semua kekuatan serta citra seorang Messi, kita harus mengeluarkan Ronaldinho dan Deco."

Selasa, 16 Oktober 2012

Makalah Sistem Energi Dan Metabolisme


 BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam melakukan kegiatan atau aktivitas setiap hari membutuhkan energi, baik untuk bergerak maupun untuk bekerja. Kemampuan tubuh manusia untuk melangsungkan kegiatannya dipengaruhi oleh struktur fisiknya. Tubuh manusia terdiri dari struktur tulang, otot, saraf, dan proses metabolisme. Rangka tubuh manusia disusun dari 206 tulang yang berfungsi untuk melindungi dan melaksanakan kegiatan fisiknya, dimana tulang-tulang tersebut dihubungkan dengan sendi-sendi otot yang dapat berkontraksi. Otot-otot ini berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi mekanik, dimana kegiatannya dikontrol oleh sistem saraf sehingga dapat bekerja secara optimal.
Hasil dari proses metabolisme yang terjadi di otot, berupa kumpulan proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk, yaitu energi mekanik dan energi panas. Bahan makanan diproses pada sistem pencernaan yang meliputi lambung, diurai atau dihaluskan menjadi seperti bubur, kemudian masuk ke usus halus untuk diserap. Bahan-bahan makanan tersebut selanjutnya masuk ke sistem peredaran darah, lalu menuju ke sistem otot.
Begitu juga dengan udara yang dihirup melalui hidung akan masuk ke paru-paru atau sistem pernapasan, dimana zat oksigen yang turut masuk ke paru-paru selanjutnya oleh paru-paru dikirim ke sistem peredaran darah. Selain itu paru-paru berfungsi juga untuk mengambil karbon dioksida dari sistem peredaran darah untuk dikeluarkan dari dalam tubuh. Selanjutnya oksigen yang telah berada di sistem peredaran darah dikirimkan ke sistem otot, yang akan bertemu dengan zat gizi untuk beroksidasi menghasilkan energi.
Selain menghasilkan energi, proses ini juga menghasilkan asam laktat yang dapat menghambat proses metabolisme pembentukan energi selanjutnya. Selama kebutuhan oksigen terpenuhi dalam proses metabolisme, oksigen sisa yang ada di dalam darah digunakan untuk menguraikan asam laktat menjadi glikogen untuk digunakan kembali menghasilkan energi.
Bila ditinjau pada tingkat sel, tubuh manusia disusun dari 100 triliun sel dan mempunyai sifat dasar tertentu yang sama. Setiap sel digabung oleh struktur penyokong intrasel, dan secara khusus beradaptasi untuk melakukan fungsi tertentu. Dari total sel yang ada tersebut, 25 triliun sel merupakan sel darah merah yang mempunyai fungsi sebagai alat tranportasi bahan makanan dan oksigen di dalam tubuh dan membawa karbon dioksida menuju paru-paru untuk dikeluarkan.
Disamping itu, hampir semua sel juga mempunyai kemampuan untuk berkembang biak, walaupun sel-sel tertentu rusak karena suatu sebab, sel-sel yang tersisa dari jenisnya akan membelah diri secara kontinyu sampai jumlah yang sesuai untuk membentuk seperti semula. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama untuk membentuk energi, dimana mekanisme umum perubahan zat gizi menjadi energi di semua sel pada dasarnya sama.
Bahan makanan yang berupa karbohidrat, lemak, dan protein yang dioksidasi akan menghasilkan energi. Energi dari karbohidrat, lemak, dan protein semuanya digunakan untuk membentuk sejumlah besar Adenosine Tri Posphate (ATP), dan selanjutnya ATP tersebut digunakan sebagai sumber energi bagi banyak fungsi sel. Bila ATP diurai secara kimia sehingga menjadi Adenosine Di Posphate (ADP) akan menghasilkan energi sebesar 8 kkal/mol, dan cukup untuk berlangsungnya hampir semua langkah reaksi kimia dalam tubuh. Beberapa reaksi kimia yang memerlukan energi ATP hanya menggunakan beberapa ratus kalori dari 8 kkal yang tersedia, sehingga sisa energi ini hilang dalam bentuk panas. Beberapa fungsi utama ATP sebagai sumber energi adalah untuk mensintesis komponen sel yang penting, kontraksi otot, dan transport aktif untuk melintasi membran sel.
Bila dilihat secara persentase, energi yang menjadi panas sebesar 60% selama pembentukan ATP, kemudian lebih banyak lagi energi yang menjadi panas sewaktu dipindahkan dari ATP ke sistem fungsional sel. Sehingga hanya 25% dari seluruh energi dari makanan yang digunakan oleh sistem fungsional sel.

B. Rumusan Masalah
  1. Bagaimanakah sistem energi dan metabolisme energi dalam berolahraga?
  2. Apakah yang menjadi sumber energi dalam berolahraga?
  3. Bagaimanakah kecepatan pruduksi energi dalam olahraga?
  4. Apakah jenis-jenis metabolisme energi dalam olahraga?



BAB II
PEMBAHASAN

1. Sistem Energi dan Metabolisme Energi dalam Olahraga
            Saat sedang berolahraga terdapat dua simpanan energi utama yang akan digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan energi yaitu simpanan karbohidrat dan lemak. Simpanan karbohidrat terdapat dalam jumlah yang terbatas di dalam tubuh yaitu sekitar 0.5 kg dan tersimpan dalam bentuk glikogen otot, glikogen hati dan glukosa darah. Sedangkan lemak dalam jumlah yang besar  akan tersimpan di dalam jaringan adipose dan di dalam otot sebagai triasilgliserol.
Proses produksi energi di dalam sel otot akan  berlangsung  tepatnya  di dalam mitokondria sel. Di dalam mitokondria, lemak atau karbohidrat akan dioksidasi atau dalam istilah yang lebih popular akan di ‘bakar’ untuk menghasilkan molekul energi ATP ( adenosin trifosfat ) yang merupakan sumber energi di dalam sel-sel tubuh.
Selama berolahraga, secara ideal energi harus dapat diperoleh oleh sel-sel otot dengan laju yang sama dengan kebutuhannya. Adanya ketidakseimbangan antara laju pemakaian energi dengan pergantian atau jumlah persediaan  energi akan mengurangi kerja maksimal otot sehingga secara perlahan intensitas olahraga akan menurun dan tubuh akan terasa lelah akibat dari  terjadinya ketidakseimbangan neraca energi.

2. Sumber Energi dalam Olahraga
Kebutuhan energi pada saat berolahraga dapat dipenuhi melalui sumber-sumber energi yang tersimpan di dalam tubuh yaitu melalui pembakaran karbohidrat, pembakaran lemak, serta kontribusi sekitar 5% melalui pemecahan protein. Diantara ketiganya, simpanan protein bukanlah merupakan sumber energi yang langsung dapat digunakan oleh tubuh dan protein baru akan terpakai jika simpanan karbohidrat ataupun lemak tidak lagi mampu untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Penggunaan antara lemak ataupun karbohidrat oleh tubuh sebagai sumber energi untuk dapat mendukung kerja otot akan ditentukan oleh 2 faktor yaitu intensitas serta durasi olahraga yang dilakukan.
Pada olahraga intensitas rendah (ą25 VO max) dengan waktu durasi yang panjang seperti jalan kaki atau lari-lari kecil, pembakaran lemak akan memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat dalam hal produksi energi tubuh. Namun walaupun lemak akan berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh dalam olahraga dengan intensitas rendah, ketersediaan karbohidrat tetap akan dibutuhkan oleh tubuh untuk menyempurnakan pembakaran lemak serta untuk mempertahankan level glukosa darah.
Pada olahraga intensitas moderat-tinggi yang bertenaga seperti sprint atau juga pada olahraga beregu seperti sepakbola atau bola basket , pembakaran karbohidrat akan berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh dan akan memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan pembakaran lemak dalam memproduksi energi di dalam tubuh. Kontribusi pembakaran karbohidrat sebagai sumber energi utama tubuh akan meningkat hingga sebesar 100% ketika intensitas olahraga berada pada rentang 70-95% VO max.
Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di dalam tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi. Terbentuk dari mokekul glukosa yang saling mengikat dan membentuk molekul yang lebih kompleks, simpanan glikogen memilik fungsi sebagai sumber energi tidak hanya bagi kerja otot namun juga merupakan sumber energi bagi sistem pusat syaraf dan otak.
Di dalam tubuh, jaringan otot dan hati merupakan dua kompartemen utama yang digunakan oleh tubuh untuk menyimpan glikogen. Pada jaringan otot, glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 1% dari total massa otot sedangkan di dalam hati glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 8-10% dari total massa hati. Walaupun memiliki persentase yang lebih kecil namun secara total jaringan otot memiliki jumlah glikogen 2 kali lebih besar di bandingkan dengan glikogen hati.
Pada jaringan otot, glukosa yang tersimpan dalam bentuk glikogen dapat digunakan secara langsung oleh otot tersebut untuk menghasilkan energi. Begitu juga dengan hati yang dapat mengeluarkan glukosa apabila dibutuhkan untuk memproduksi energi di dalam tubuh. Selain itu glikogen hati juga mempunyai peranan yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh yaitu berfungsi untuk menjaga level glukosa darah.
Sebagai sumber energi, simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh secara langsung akan mempengaruhi kapasitas atau performa seorang atlet saat menjalani program latihan ataupun juga saat pertandingan. Secara garis besar hubungan antara konsumsi karbohidrat, simpanan glikogen dan performa olahraga dapat di simpulkan sebagai berikut :


·         Konsumsi karbohidrat yang tinggi akan meningkatkan simpanan glikogen tubuh.
·     Semakin tinggi simpanan glikogen maka kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik juga akan semakin meningkat
·        Level simpanan glikogen tubuh yang rendah menurunkan atau membatasi kemampuan atlet untuk mempertahankan intensitas dan waktu latihannya.
·   Level simpanan glikogen tubuh yang rendah menyebabkan atlet menjadi cepat lelah jika dibandingkan dengan seorang atlet dengan simpanan glikogen tinggi.
·      Konsumsi karbohidrat setelah latihan atau pertandingan akan mempercepat penyimpanan glikogen yang kemudian juga akan mempercepat proses pemulihan seorang atlet.

a. Protein
Protein merupakan salah satu jenis nutrisi yang mempunyai fungsi penting sebagai bahan dasar bagi pembentukan jaringan tubuh atau bahan dasar untuk memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang telah rusak. Selain dari kedua fungsi tersebut, protein juga akan mempunyai fungsi sebagai bahan pembentuk hormon dan pembentuk enzim yang akan kemudian juga akan terlibat dalam berbagai proses metabolisme tubuh. Kebutuhan protein bagi seorang atlet disebutkan berada berada pada rentang 1.2-1.6 gr/kg berat badan per-harinya dan nilai ini berada diatas kebutuhan protein bagi non-atlet yaitu sebesar 0.6-0.8 gr/kg berat badan.
Peningkatkan kebutuhan protein bagi atlet ini disebabkan oleh karena atlet lebih beresiko untuk mengalami kerusakan jaringan otot terutama saat menjalani latihan atau pertandingan olahraga yang berat. Selain itu pada olahraga yang bersifat ketahanan (endurance) dengan durasi panjang sebagian kecil asam amino dari protein juga akan digunakan sebagai sumber energi terutama saat simpanan glikogen sudah semakin berkurang. Oleh karena hal-hal tersebut diatas maka kebutuhkan konsumsi protein seorang atlet dalam kesehariannya akan relatif lebih besar jika dibandingkan dengan kebutuhan non-atlet.
Pengunaan protein sebagai sumber energi tubuh saat berolahraga biasanya akan dicegah karena hal tersebut akan menganggu fungsi utamanya sebagai bahan pembangun tubuh dan fungsiya untuk memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang rusak. Dan dalam hubungannya dengan laju produksi energi di dalam tubuh, pemecahan protein jika dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat maupun lemak juga hanya akan memberikan kontribusi yang relatif kecil.
Pada saat berolahraga terutama olahraga yang bersifat ketahanan, protein dapat memberikan kontribusi sebesar 3-5% dalam produksi energi tubuh dan kontribusinya ini dapat mengalami peningkatan melebihi 5% apabila simpanan glikogen dan glukosa darah sudah semakin berkurang sehingga tidak lagi mampu untuk mendukung kerja otot. Melalui asam amino yang dilepas oleh otot atau yang berasal dari jaringan-jaringan tubuh lainnya, liver (hati) melalui proses gluconeogenesis dapat mengkonversi asam amino atau substrat lainya menjadi glukosa untuk kemudian mengeluarkannya ke dalam aliran darah agar konsentrasi glukosa darah dapat dipertahankan pada level normal.
Namun pengunaan protein sebagai sumber energi seperti yang telah disebutkan akan mengurangi fungsi utamanya sebagai bahan pembangun tubuh serta juga fungsinya untuk memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang rusak. Selain itu, pembakaran protein sebagai sumber energi juga akan memperbesar resiko terjadinya dehidrasi akibat dari adanya produk samping berupa nitrogen yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urine. Oleh karena itu untuk mencegah pemakaian protein secara berlebihan sebagai sumber energi saat berolahraga, seorang atlet diharapkan untuk mengkonsumsi karbohidrat yang cukup agar dapat meningkatkan simpanan glikogen dan juga dapat menjaga level glukosa darah di dalam tubuh.

b. Lemak
Di dalam tubuh, lemak dalam bentuk trigliserida akan tersimpan dalam jumlah yang terbatas pada jaringan otot dan akan tersimpan dalam jumlah yang cukup besar pada jaringan adipose. Ketika sedang berolahraga, trigliserida yang tersimpan ini dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas (free fatty acid / FFA) untuk kemudian menghasilkan energi.
Pada olahraga dengan intensitas rendah sepeti jalan kaki atau lari-lari kecil, ketika kebutuhan energi rendah dan kecepatan ketersediaan energi bukanlah merupakan hal yang penting, simpanan lemak akan memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Kontribusi simpanan lemak sebagai sumber energi tubuh baru akan berkurang apabila terjadi peningkatan intensitas dalam berolahraga.
Pada saat terjadinya peningkatan intensitas olahraga yang juga akan meningkatkan kebutuhan energi, pembakaran lemak akan memberikan kontribusi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam tubuh. Walaupun pembakaran lemak ini memberikan kontribusi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat saat intensitas olahraga meningkat, namun kuantitas lemak yang terbakar tetap akan lebih besar jika dibandingkan saat berolahraga dengan intensitas rendah.
Pada saat berolahraga kompetitif dengan intensitas tinggi, pengunaan lemak sebagai sumber energi tubuh akibat dari mulai berkurangnya simpanan glikogen otot dapat menyebabkan tubuh terasa lelah sehingga secara perlahan intensitas olahraga akan menurun. Hal ini disebabkan karena produksi energi melalui pembakaran lemak berjalan lebih lambat jika dibandingkan dengan laju produksi energi melalui pembakaran karbohidrat walaupun pembakaran lemak akan menghasilkan energi yang lebih besar (9kkal/gr) jika dibandingan dengan pembakaran karbohidrat (4 kkal/gr). Perlu juga untuk diketahui bahwa jaringan adipose dapat menghasilkan asam lemak bebas dalam jumlah yang tidak terbatas, sehingga kelelahan serta penurunan performa yang terjadi pada saat berolahraga tidak akan disebabkan oleh penurunan simpanan lemak tubuh.

c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan nutrisi sumber energi yang tidak hanya berfungsi untuk mendukung aktivitas fisik seperti berolahraga. Namun, karbohidrat juga merupakan sumber energi utama bagi sistem pusat saraf termasuk otak. Di dalam tubuh, karbohidrat yang dikonsumsi oleh manusia dapat tersimpan di dalam hati dan otot sebagai simpanan energi dalam bentuk glikogen. Total karbohidrat yang dapat tersimpan di dalam tubuh orang dewasa kurang lebih sebesar 500 gr atau mampu untuk menghasilkan energi sebesar 2000 kkal. Di dalam tubuh manusia, sekitar 80% dari karbohidrat ini akan tersimpan sebagai glikogen di dalam otot, 18-22% akan tersimpan sebagai glikogen di dalam hati dan sisanya akan bersirkulasi di dalam aliran darah dalam bentuk glukosa.
Pada saat berolahraga terutama olahraga dengan intensitas moderat-tinggi, kebutuhan energi bagi tubuh dapat terpenuhi melalui simpanan glikogen, terutama glikogen otot serta melalui simpanan glukosa yang terdapat di dalam aliran darah (blood glucose) dimana ketersediaan glukosa di dalam aliran darah ini dapat dibantu oleh glikogen hati agar levelnya tetap berada pada keadaan normal. Proses pembakaran 1 gram karbohidrat akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal. Walaupun nilai ini relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan energi hasil pembakaran lemak, namun proses metabolisme energi karbohidrat akan mampu untuk menghasilkan ATP (molekul dasar pembentuk energi) dengan kuantitas yang lebih besar serta dengan laju yang lebih cepat jika dibandingkan dengan pembakaran lemak.

d. Simpanan karbohidrat (glikogen)
Jumlah simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh merupakan salah satu faktor penentu performa seorang atlet. Atlet yang mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang besar dalam sehari-hari akan memilki simpanan glikogen yang relatif lebih besar jika dibandingan dengan atlet yang mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang kecil. Dengan simpanan glikogen yang rendah, seorang atlet dalam menjalankan latihan atau pertandingannya akan cepat merasa lelah sehingga kemudian mengakibatkan terjadinya penurunan intensitas dan performa olahraga. Hal ini berbeda dengan seorang atlet yang akan memiliki performa dan ketahanan yang lebih baik apabila memiliki simpanan glikogen yang besar.
Perlu juga untuk diketahui bahwa glikogen yang terdapat di dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut dan tidak dapat dikembalikan ke dalam aliran darah dalam bentuk glukosa apabila terdapat bagian tubuh lain yang membutuhkannya. Hal ini berbeda dengan glikogen yang tersimpan di dalam hati yang dapat dikonversi menjadi glukosa melalui proses glycogenolysis ketika terdapat bagian tubuh lain yang membutuhkan. Walaupun jumlah karbohidrat yang dapat tersimpan sebagai glikogen ini memiliki keterbatasan, namun kapasitas penyimpanannya terutama kapasitas penyimpanan glikogen otot dapat ditingkatkan dengan cara mengurangi konsumsi lemak dan memperbesar konsumsi bahan pangan kaya akan karbarbohidrat seperti roti, kentang, jagung,singkong atau juga pasta. Pengisian tubuh dengan karbohidrat pada masa persiapan ini biasanya dikenal dengan istilah carbohydrate loading dan akan memberikan manfaat terutama bagi atlet yang akan berkompetisi dalam cabang olahraga endurance atau atlet yang akan melakukan latihan atau pertandingan dengan durasi lebih dari 90 menit.

        
3. Kecepatan Produksi Energi dalam Olahraga
Salah satu faktor yang menjadi penyebab utama penurunan kapasitas perfoma tubuh saat beraktivitas fisik seperti berolahraga selain karena berkurangnya jumlah cairan dari dalam tubuh juga disebabkan oleh berkurangnya jumlah simpanan glukosa (energi) tubuh.
Glukosa merupakan nutrisi karbohidrat terpenting karena mempunyai fungsi utama sebagai penyedia energi bagi berbagai aktivitas fisik tubuh. Berfungsi sebagai ‘bahan bakar’ utama dalam proses metabolisme energi, menjadikan simpanannya  di dalam aliran darah (blood glucose), otot dan hati (glikogen)  menjadi salah satu faktor penting yang menentukan performa tubuh saat melakukan  olahraga intensitas tinggi bertenaga, olahraga ketahanan (endurance) ataupun juga olahraga kombinasi keduanya seperti sepakbola, tenis, bola basket ataupun bulutangkis.
Mengkonsumsi air putih yang telah ditambahkan karbohidrat glukosa terbukti dapat membantu meningkatkan performa olahraga. Karena merupakan karbohidrat dengan bentuk molekul yang paling sederhana, glukosa mudah diserap  dan dapat cepat menyediakan energi bagi sel-sel  tubuh.
Di dalam tubuh konsumsi glukosa dapat menghasilkan laju produksi energi yang besar hingga 1 gram per menit. Dan manfaat lebih akan didapatkan apabila glukosa ini dipadukan karbohidrat jenis lain seperti sukrosa atau fruktosa, karena selain akan membantu  mempercepat proses penyerapan cairan ke dalam tubuh  kombinasi antara glukosa-sukrosa atau glukosa-fruktosa ini juga akan menghasilkan laju produksi energi yang lebih besar di dalam tubuh hingga mencapai 1.3 gram per menit.
4. Metabolisme Aerobik Dan Anaerobik
Proses produksi energi di dalam tubuh dapat berjalan melalui dua proses metabolisme yaitu metabolisme aerobik dan metabolisme anaerobik. Metabolisme energi pembakaran  lemak dan karbohidrat dengan  kehadiran oksigen (O2) yang akan diperoleh melalui proses pernafasan disebut dengan metabolisme aerobik.Sedangkan proses metabolisme energi tanpa kehadiran oksigen (O2) disebut dengan metabolisme anaerobik.
Metabolisme energi secara aerobik dapat menyediakan energi bagi tubuh  untuk jangka waktu yang panjang sedangkan metabolisme energi anerobik mampu untuk menyediakan energi secara cepat di dalam tubuh namun hanya untuk waktu yang tebatas yaitu sekitar  5-10 detik. 
Pada  olahraga dengan intensitas rendah  tubuh secara dominan akan mengunakan metabolisme aerobic untuk menghasilkan energi. Dan apabila terjadi peningkatan  intensitas olahraga hingga  mencapai titik dimana metabolisme energi aerobik tidak lagi dapat memenuhi  kebutuhan energi sesuai dengan laju yang dibutuhkan, maka energi secara anaerobik akan diperoleh   dari   simpanan creatine phosphate (PCr) dan juga karbohidrat yang tersimpan sebagai glikogen di dalam  otot. Metabolisme energi secara aerobik disebutkan merupakan proses yang ‘bersih’ karena tidak menghasilkan produk samping. Hal ini berbeda dengan sistem anaerobik yang akan menghasilkan produk samping berupa asam laktat yang akumulasinya akan membatasi  efektivitas kontraksi otot yang  juga dapat  menimbulkan rasa nyeri.
Olahraga seperti jalan kaki, jogging, lari jarak menengah-jauh dan  bersepeda merupakan olahraga yang cenderung dilakukan dengan intensitas rendah-sedang pada waktu yang panjang secara dominan akan mengunakan metabolisme aerobic untuk menghasikan energi. Dan olahraga seperti sprint, angkat berat atau jenis olahraga  lain yang membutuhkan energi  besar  secara cepat   merupakan olahraga yang dominan mengunakan metabolisme energi anaerobik. Sedangkan untuk   olahraga beregu  seperti sepakbola, bola basket, hoki yang biasanya merupakan kombinasi antara  komponen intensitas rendah-tinggi yang juga  diselingi dengan  periode istirahat akan mengunakan kombinasi metabolisme aerobik dan anaerobik untuk menghasilkan energi  begitu pula  dengan olahraga individual seperti tenis, bulutangkis atau juga squash.
a. Glikolisis Aerob
Reaksi keseluruhan glikolisis aerob adalah :
Glukosa + 2 NAD+ + 2 Pi + 2 ADP ? 2 piruvat + 2 NADH + 4H+ + 2 ATP + 2 H2O
Bila sel mempunyai kapasitas oksidasi yang tinggi, dalam hal ini tersedia sejumlah mitokondria, enzim-enzim mitokondria dan oksigen. NADH akan ditransfer ke rantai transport electron mitokondria dan piruvat akan dioksidasi lengkap menjadi CO2 via siklus asam trikarboksilat (TCA). Membran mitokondria impermiabel untuk NADH, karena itu transfer ekivalen tereduksi dari sitosol ke dalam mitokondria memerlukan mekanisme shuttle (ulang-alik), baik proses ulang-alik malat-aspartat maupun ulang-alik gliserol 3-fosfat. (lihat gambar 1.1)
Dalam oksidasi aerobic glukosa menjadi piruvat dan subsekuen oksidasi menjadi CO2, permolekul glukosa menghasilkan fosfat energi tinggi sebesar 38 ATP.
b. Glikolisis Anaerob
Pada kondisi kapasitas oksidatif oleh sel mitokondria terbatas atau karena ketidakadaan oksigen, NADH yang dihasilkan glikolisis direoksidasi melalui perubahan piruvat menjadi laktat oleh laktat dehidrogenase. Perubahan glukosa menjadi laktat tersebut disebut glikolisis anaerob, yang maksudnya proses ini tidak memerlukan molekul oksigen.
Reaksi keseluruhannya adalah :
Glukosa + 2 ADP + 2 Pi ? 2 laktat + 2 ATP + 4 H+ +2 H2O
Energi yang dihasilkan dari glikolisis anaerobic hanya 2 molekul ATP permolekul glukosa, jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan kondisi aerobik.












BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Selama berolahraga, secara ideal energi harus dapat diperoleh oleh   sel-sel otot dengan laju yang sama dengan kebutuhannya. Proses produksi energi di dalam tubuh dapat berjalan melalui dua proses metabolisme yaitu metabolisme aerobik dan metabolisme anaerobik. Metabolisme energi pembakaran lemak dan karbohidrat dengan  kehadiran oksigen (O2) yang akan diperoleh melalui proses pernafasan disebut dengan metabolisme aerobik. Sedangkan proses metabolisme energi tanpa kehadiran oksigen (O2) disebut dengan metabolisme anaerobik.
Di dalam tubuh, jaringan otot dan hati merupakan dua kompartemen utama yang digunakan oleh tubuh untuk menyimpan glikogen. Pada jaringan otot, glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 1% dari total massa otot sedangkan di dalam hati glikogen akan memberikan kontribusi sekitar 8-10% dari total massa hati. Walaupun memiliki persentase yang lebih kecil namun secara total jaringan otot memiliki jumlah glikogen 2 kali lebih besar di bandingkan dengan glikogen hati. Sebagai sumber energi simpanan glikogen yang terdapat di dalam tubuh secara langsung akan mempengaruhi kapasitas atau performa seorang atlet saat menjalani program latihan ataupun juga saat pertandingan.

Daftar Pustaka :
http://merywintari.blogspot.com/2012/04/bab-i-pendahuluan-1.html
http://blog.ub.ac.id/danik/2012/02/29/sistem-energi-dan-metabolisme-energi-dalam-olahraga/
http://id.wikipedia.org/wiki/Metabolisme
http://biologi.blogsome.com/2011/08/16/metabolisme/


Sabtu, 06 Oktober 2012

#RAWR

"mata ini akan selalu melihatmu sebagai sosok yang mempesona" 
"telinga ini tak kan pernah bosan mendengar suara dan keluh kesahmu"
"bahu ini akan selalu siap menahan semua beban pikiran yang ada di kepalamu..sandarkanlah
"tangan ini selalu siap menarikmu ketika terjatuh dan merangkulmu ketika kesepian"
"jari-jari ini selalu siap menghapus air matamu yang menetes" 
"kaki ini kan setia mendampingi kemanapun kamu melangkah"

TUBING

Tanggal 28 September 2012, para mahasiswa PJKR FIK UNY khususnya kelas PJKR C mengadakan kegiatan Tubing di Selokan mataram. Kegiatan ini dilakukan karena merupakan salah satu aktivitas dari mata kuliah Aktivitas Luar Kelas (ALK). Para mahasiswa disuruh membawa ban dalam truk dan berkumpul di Hall Tenis UNY pada pukul 14.00 WIB, kemudian berangkat bersama menuju Selokan mataram dengan mengendarai sepeda motor. Tubing dimulai dengan tempat start di Selokan mataram utara Fakultas Kehutanan UGM dan finish di depan Fakultas Teknik UNY. Para mahasiswa turun ke Selokan mataram  dan naik di atas ban masing-masing, kemudian menghanyut mengikuti arus aliran air sambil mengambil sampah yang ada di sekitar Selokan mataram. Kegiatan ini sangat menyenangkan dan menjadi tontonan bagi orang-orang yang lewat di sekitar Selokan mataram. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan pelajaran agar kita tidak membuang sampah di sungai, saling bekerjasama dan berbagi keceriaan :)

Peaceworld







Bekerjasama











Tour guide